Cerita Tentang Edelweis

Tak pernah kujumpai Dia sejak dulu hingga sekarang.
Namun kisahnya mewarnai hidupku dan Sang Maha Kuasa mengubah jalan hidupnya lewat Aku.

Kami tehubung lewat tragedi telpon salah sambung dan akhirnya kami mencintai dengan sebuah ketulusan.

cerita tentang edelweis

Bagaimana tidak? Kami tidak pernah bertemu, namun hati kami saling terikat. 
Kami saling mencintai bukan karna hal yang mampu terlihat, tapi kami saling mencintai karna jiwa kami saling menatap dan berkata, "ini adalah cinta tanpa syarat".

Kami saling mencintai meski tanpa ikatan yang nyata. Kami saling berbagi semua hal yang kami tau. Malam-malam kami penuh dengan dag dig dug, bersembunyi dari orang tua untuk saling bercumbu dalam kata.

Pada malam itu.. 
Ku kisahkan sebuah kisah romantis tentang Edelweis padanya yang ku dapat dari cerpen pada majalah lusuh di sudut kamar.

Edelweis, bunga tanda cinta abadi. 
Dia tidak pernah layu selama dia di tempatnya. Tempat yang tinggi, tempat yang indah, tempat yang butuh perjuangan untuk bisa mencapainya.

Ceritaku berakhir saat kami mulai lelah saling berkata. Kami mengakhiri malam dan berharap bisa bertemu di mimpi indah yang tak pernah berakhir.

Tanpa sempat bermimpi, kami akhirnya berkomitmen untuk saling mengakhiri hubungan cinta ini. Bukan karna aku yang tak mampu bertahan, tapi Dia ingin aku melepaskannya. Dan aku melepaskannya dengan keikhlasan.

Kami sudah tidak terikat hubungan, tapi masih ada sisa-sisa cinta yang tertinggal. Kami masih saling berhubungan dengan status hanya sebatas teman.

Pada suatu malam Dia bertanya padaku "Kak, boleh gak aku ikut mapala?". Aku sebenarnya keberatan, tapi pada akhirnya dialah yang memutuskan.

Tragisnya, hubungan tanpa pertemuan selalu sulit meninggalkan jejak. Nomor handphone ku rusak dan kami hilang kontak beberapa tahun lamanya. Beruntung zaman sudah begitu maju dengan internet lewat social medianya.

Aku menulusuri jaring-jaring virtual internet dan akhirnya menemukan social media miliknya. Banyak sekali foto-foto pendakian di sana dan Dia terlihat bahagia. Melihat itu, aku sudah cukup tenang meninggalkannya. Dia sudah bahagia meski tanpa Aku di sisi nya.

Dua tahun dari sana, aku iseng untuk kembali melihat perkembangannya. Aku lihat dia menikah. Dia menikahi lelaki yang menjadi teman satu pendakiannya. Lelaki yang selalu ada di setiap foto-foto pendakian yang Dia upload di social medianya.

Tak kusangka dari cerita Edelweis bisa mengarahkan hidup seseorang sejauh ini. Tapi aku bahagia ketika melihatnya bahagia. 

Teruntuk Dia.. Terimakasih telah hadir dan melengkapi beberapa puzzle cerita di hidupku. Semoga bahagia selalu menyertaimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini