Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

Peribahasa "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino" berasal dari bahasa jawa yang artinya "Cinta Tumbuh Karna Terbiasa". Yah intinya, kurang lebih cinta itu bisa ditumbuhkan atau bahkan tumbuh sendiri ketika kita sudah terbiasa dengan yang dicinta.

Kalau kalian pernah dengan lagunya "Dewa 19" yang judulnya "Risalah Hati", itu adalah cara gampangnya untuk memahami substansi yang hakiki dari peribahasa ini.

Jika selama ini "witing tresno jalaran soko kulino" lebih banyak dibahas untuk urusan percintaan laki-laki dan perempuan, namun di tulisan kali ini saya akan membahasnya untuk urusan percintaan hamba terhadap penciptanya, yaitu Allah Swt.

Pagi ini saat mengikuti salah satu kajian, ada sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik otak saya, "bagaimana sih caranya agar kita bisa mencintai Allah seperti cinta laki-laki dan perempuan yang dimabuk asmara?", "cinta yang begitu menggebu", "cinta yang kalau gak ketemu sehari saja rasanya seperti sakau karna kita sudah kecanduan dengan kenikmatan perasaan cintanya".

Sekarang saya balik tanya, "apakah kita sering bercumbu dengan Allah lewat sujud di setiap sholat kita?". "Apakah kita sering membersamai Allah dalam setiap aktifitas keseharian kita?". "Apakah kita terbiasa dengan Allah?".

Jika jawabannya tidak, mungkin itu sebabnya cinta kita ke Allah tidak begitu besar dan bergelora. Karna, ketika kita terbiasa membersamai Allah dalam keseharian kita, maka lambat laun cinta itu akan tumbuh di hati kita. Karna balik lagi ke peribahasa tadi, cinta itu tumbuh karna terbiasa.

Jadi jelaslah sudah. Jika kita terbiasa dengan Allah, maka kita akan mencintai Allah.

Sebenarnya  substansi dari peribahasa "witing tresno jalaran soko kulino" ini juga bisa kita terapkan pada hal-hal lain lho. Nah, kira-kira bisa diterapkan pada apa lagi ya? Yuk bereksperimen!

GLC, Sabtu, 2 Maret 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini