Cerita Singkat Pendakian Ke Gunung Seminung Danau Ranau Part 3

Setelah melakukan penyebrangan dari dermaga pantai menuju kaki gunung seminung, mulai dari sini pendakian dimulai.

Karna kami tidak membawa senjata tajam, golok atau pisau dari palembang karna takut kena razia di jalan, salah satu teman kami berinisiatif meminjam golok dan juga jerigen air ke salah satu rumah warga di dekat dermaga kaki gunung seminung untuk tambah-tambah wadah air mentah untuk masak di puncak gunung nanti.

Rute atau tracknya ikuti saja jalan yang di semen sampai dengan shelter 1. Shelter 1 adalah pos atau pondok dari Pak Syahrin. Tracknya lumayan menanjak dan menguras tenaga. Apalagi kami mulai mendaki jam 10 siang yang sedang panas-panasnya. Kami harus berhenti beberapa kali untuk istirahat, maklum ini pendakian pertama kali buat kami.

Di perjalanan dari kaki gunung ke shelter 1 ini banyak sekali buah pokat (alpukat) di kebun milik warga yang jatuh di rute pendakian. Teman kami yang doyan banget sama pokat memunguti pokat itu. Kalau dapat yang mateng yang langsung dia makan. Haha

Lucunya dari kaki gunung ke shelter 1 ini banyak sekali motor. Haha. Baru kali ini liat orang lokal sana yang naik gunung pake motor, bukan motor cross lagi, tapi motor bebek. Kepikir gak betapa capeknya tuh bebek naik ke gunung. Tapi itu cuma sampai shelter 1 saja, dari shelter 1 ke puncak motor sudah tidak bisa lewat.

Ditengah perjalanan menuju shelter 1 Pak Syahrin menyusul kami dengan menggunakan motor Vega R. Melihat kami yang sudah keberatan bawa barang, Pak Syahrin menolong membawakan barang-barang kami sampai shelter 1 dengan menggunakan motor. Sampai bolak-balik 2x lagi. Sumpah, baik banget orangnya.

Di shelter 1 kami di beri buah pokat, cermin mekkah, pepaya kuning, dll oleh Pak Syahrin. Di sini juga kami sempat untuk sholat dhuhur berjamaah. Karna beban bawaan kami yang terlalu berat, akhirnya dengan saran dari Pak Syahrin kami memutuskan untuk mengurangi barang bawaan kami dan kami hanya membawa barang yang penting-penting saja sedangkan yang tidak penting kami tinggal di shelter 1.

Jam 2 siang kami melanjutkan pendakian namun masih di antar oleh Pak Syahrin. Kami sempat beristirahat di musholla dan mengisi persediaan air minum di sana. Musholla adalah sumber air terakhir, jadi isi penuh-penuh wadah air kalian di sini, karna di atas sudah tidak ada air lagi.

Air di mushola sih bukan air gunung, tapi air tadahan dari hujan. Tapi banyak kok yang minum air ini dan tidak terjadi apa-apa. Bahkan kami juga meminumnya saat kami turun gunung karna stock air bersih kami sudah habis di puncak. Airnya duingin banget... Baru kali itu air mentah terasa nikmat.  Haha

gunung seminung
berfoto bersama di musholla
Di musholla kami bertemu dengan tim teman kami yang lebih dulu melakukan pendakian. Mereka turun dan kami baru mulai mendaki. Di mushola ini kami berfoto bersama untuk kemudian Pak Syahrin mengantar kami menuju pintu rimba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini